Jumat, 28 November 2014

“Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” Karya Alfian Hamzah

Nama : Teuku Romy Syahputra
NIM : 1210102010088
Kelas : Penulisan Kreatif 03

Karakter “Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” :


   1.       Muhammad Khusnur Rokhim. Prajurit Kepala Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha. Karakternya semangat dan berani walau badannya kurus.
   2.       Ruben Rihi. Letnan Dua Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha. Karakternya pemarah dan mudah membenci. Dia juga sudah tidak percaya lagi pada orang Aceh yang banyak menjadi Cuak GAM.
   3.       Mayor Jenderal Djali Yusuf. Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan Aceh. Karakternya berani dan simpatik sehingga mendapat kepercayaan Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha.
   4.       Kapten Dedi Hardono. Perwira seksi operasi di Jeuram. Karakternya semangat serta bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kinerja anak buahnya.
   5.       Ismail. Anggota GAM yang ditangkap. Karakternya kurang diketahui.
   6.       Nasir. Anggota GAM yang ditangkap. Karakternya kuat dan penampilannya lugas sehingga tampangnya terlihat sangat sangar.
   7.       Handoko. Sersan Satu dalam operasi di Jeuram. Karakternya berani dan disiplin. Punya kemampuan berbahasa Aceh karena memiliki istri orang Pidie.
   8.       Daulat Marpaung. Letnan Dua dalam operasi di Bukit Tengkorak. Karakternya berani dan lugas dalam menjalankan strategi.
   9.       Koptu Satu Irfan. Koptu Satu dalam operasi di Bukit Tengkorak. Karakternya kurang diketahui.

Alur :
Alur dalam cerita “Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” ini memakai alur kronologis. Si penulis menggambarka kejadian demi kejadian secara terus menerus dan berganti dengan cerita yang lain tapi dengan topic yang sama yaitu tentang konflik GAM dan TNI.

Struktur Tulisan :
Struktur Tulisan dalam cerita “Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” ini diawali dengan pendahuluan kemudian didalamnya ada Lead, kemudian isi. Akhir cerita diakhiri dengan penutup.

Pesan Cerita :
Dalam cerita ini dikisahkan betapa bencinya TNI terhadap GAM yang dianggap menodai Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pesan cerita yang dapat dipetik dari kisah ini adalah, sebagai manusia kita harus saling menjaga antara satu sama lain serta antara pemerintah dengan masyarakatnya. GAM pasti timbul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah yang mungkin bersifat acuh terhadap mereka. Hal ini bisa menjadi pemicu kemarahan yang akan diiringi dengan peperangan dan konflik berkepanjangan.

Sudah seharusnya kita menjaga kelestarian karena jika kebaikan tetap dijaga serta dijalankan, konflik tidak akan mungkin muncul kepermukaan. GAM juga terlihat menyikapi konflik ini dengan amarah yang sangat dahsyat sampai-sampai kata-kata kotor dengan mudahnya terluap dari mulut mereka. Kita harus sikapi semuanya dengan benar sehingga jalan keluarnya pun akan benar nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar