Nama : Teuku Romy
Syahputra
NIM : 1210102010088
Kelas : Penulisan
Kreatif 03
Karakter “Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” :
1.
Muhammad Khusnur Rokhim.
Prajurit Kepala Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha. Karakternya semangat dan
berani walau badannya kurus.
2.
Ruben Rihi. Letnan
Dua Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha. Karakternya pemarah dan mudah
membenci. Dia juga sudah tidak percaya lagi pada orang Aceh yang banyak menjadi
Cuak GAM.
3.
Mayor Jenderal Djali
Yusuf. Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan Aceh. Karakternya berani
dan simpatik sehingga mendapat kepercayaan Batalion Infanteri 521/Dadaha Yodha.
4.
Kapten Dedi Hardono.
Perwira seksi operasi di Jeuram. Karakternya semangat serta bertanggung jawab
penuh terhadap seluruh kinerja anak buahnya.
5.
Ismail. Anggota GAM
yang ditangkap. Karakternya kurang diketahui.
6.
Nasir. Anggota GAM
yang ditangkap. Karakternya kuat dan penampilannya lugas sehingga tampangnya
terlihat sangat sangar.
7.
Handoko. Sersan Satu
dalam operasi di Jeuram. Karakternya berani dan disiplin. Punya kemampuan
berbahasa Aceh karena memiliki istri orang Pidie.
8.
Daulat Marpaung.
Letnan Dua dalam operasi di Bukit Tengkorak. Karakternya berani dan lugas dalam
menjalankan strategi.
9.
Koptu Satu Irfan.
Koptu Satu dalam operasi di Bukit Tengkorak. Karakternya kurang diketahui.
Alur :
Alur dalam cerita “Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” ini
memakai alur kronologis. Si penulis menggambarka kejadian demi kejadian secara
terus menerus dan berganti dengan cerita yang lain tapi dengan topic yang sama
yaitu tentang konflik GAM dan TNI.
Struktur Tulisan :
Struktur Tulisan dalam cerita
“Kejarlah Daku, Kau Kusekolahkan” ini diawali dengan pendahuluan kemudian
didalamnya ada Lead, kemudian isi. Akhir cerita diakhiri dengan penutup.
Pesan Cerita :
Dalam cerita ini dikisahkan betapa
bencinya TNI terhadap GAM yang dianggap menodai Aceh khususnya dan Indonesia
pada umumnya. Pesan cerita yang dapat dipetik dari kisah ini adalah, sebagai
manusia kita harus saling menjaga antara satu sama lain serta antara pemerintah
dengan masyarakatnya. GAM pasti timbul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap
pemerintah yang mungkin bersifat acuh terhadap mereka. Hal ini bisa menjadi
pemicu kemarahan yang akan diiringi dengan peperangan dan konflik
berkepanjangan.
Sudah seharusnya kita menjaga
kelestarian karena jika kebaikan tetap dijaga serta dijalankan, konflik tidak
akan mungkin muncul kepermukaan. GAM juga terlihat menyikapi konflik ini dengan
amarah yang sangat dahsyat sampai-sampai kata-kata kotor dengan mudahnya
terluap dari mulut mereka. Kita harus sikapi semuanya dengan benar sehingga
jalan keluarnya pun akan benar nantinya.